Senin, 12 Maret 2012
Assalamualaikum WR.WB
Di artikel saya kali ini saya akan memperlihatkan betapa ingin taunya seorang anak "apa yang di maksud dengan teroris" itu apa. dan ia pun bertanya oleh ayahnya. dan terjadilah perbincangan yang sangat seru
Yah, teroris itu apa?:
Yakinlah, bahkan anak kecil pun tahu bedanya baik dan jahat!
Anak: Yah... teroris itu apa?
Anak: Yah kalau menurut kamus Oxford teroris itu "seseorang yang menggunakan
kekerasan dan ancaman untuk mencapai tujuan-tujuan politiknya".
Ayah: Yang maksudnya, teroris itu laki-laki dan wanita sangat jahat yang ditakuti orang-orang biasa seperti kita, dan kadang-kadang malah membunuhinya.
Anak: Mengapa mereka membunuhi orang-orang biasa?
Ayah: Karena mereka membencinya atau membenci negara orang-orang biasa itu. Wah, sulit
untuk menjelaskan.... pokoknya ya seperti itulah kenyataannya.
Anak: Ooo, seperti orang-orang di Irak yang menangkapi orang-orang biasa
kemudian mengancam akan membunuhinya bila semua tentara asing tidak meninggalkan
Irak?
Ayah: Tepat sekali... contoh yang bagus! Itulah kejahatan yang disebut
"blackmail".Orang-orang tak berdosa itu disandera, dan teroris-teroris itu akan
membunihinya bila tuntutan-tuntutannya tak dipenihi oleh pemerintah dari para sandera
itu.
Anak: Jadi, apakah juga dikatakan blackmail, ketika kita menyatakan akan
menyerang Irak dan membunuh orang-orang tak berdosa tanpa mereka memberitahukan
dimana senjata-senjata berbahaya mereka?
Ayah: Bukan! Tapi... ya, aku duga begitu. Dari satu sudut pandang itu. Tapi,
itu bukan blackmail, itu ULTIMATUM!... yaaa...katakan itu blackmail yang baik.
Anak: Haaa? Blackmail yang baik? Apa itu?
Ayah: Bila dilakukan untuk alasan-alasan yang baik. Senjata-senjata itu sangat
berbahaya yang dapat melukai atau membunuh orang-orang, bahkan seluruh
dunia. Maka sangat perlu menemukan senjata-senjata itu, kemudian
menghancurkannya.
Anak: Tapi Yah... tak ada satu pun senjata itu yang ditemukan....
Ayah: Benar. Tetapi kita tahunya sekarang. Kita tak tahu ketika serangan
dilakukan. Kita semua menyangkanya ada.
Anak: Lalu, membunuhi orang-orang tak berdosa di Irak itu sebuah kesalahan?
Ayah: Tidak! Itu adalah tragedi, kecelakaan, tetapi kita telah menyelamatkan
lebih banyak kehidupan. Kau lihat, kita telah menghentikan seorang kacau-balau yang
bernama Saddam Hussein untuk melanjutkan pembunuhannya terhadap rakyat Irak. Saddam
Hussein berkuasa dengan tangan besi, memerintahkan pembunuhan terhadap ribuan
rakyat Irak, juga membuatnya cacat. Penderitaan untuk para ibu, bapak, dan bahkan
anak-anak Irak sendiri, bukan?
Anak: Seperti seorang bocah yang aku lihat di TV itu ya, Yah? Seorang bocah
yang kehilangan kaki akibat bomb cluster itu?
Ayah: Ya... itu salah satu contohnya.
Anak: Tetapi itu perbuatan kita, Yah. Bukankah dengan demikian
pemimpin-pemimpin kita itu teroris?
Ayah: Ah, anakku yang baik... bukan, Nak! Apapun yang ada di pikiranmu, itu
adalah kecelakaan. Kecelakaan yang menimpa orang tak berdosa dalam peperangan. Kau tak bisa
mengharapkan tepatnya sasaran ketika menjatuhkan bom cluster di atas suatu kota. Dan tak
ada seorangpun yang menginginkan kecelakaan begitu terjadi. Tetapi, itu memang
kenyataannya.
Anak: Jadi dalam perang hanya tentara yang boleh dibunuh?
Ayah: Ya, tentara telah dilatih untuk berperang buat negaranya. Itulah tugas
mereka, dan mereka sangat gagah berani. Mereka tahu perang itu berbahaya dan mereka
dapat terbunuh dalam perang. Segera setelah mereka memakai seragam, mereka
menjadi target pembunuhan pihak lawan.
Anak: Apakah seragam teroris?
Ayah: Itulah persoalannya... mereka tak berseragam. Kita tak dapat membedakan
mereka dari penduduk. Kita tak tahu sedang bertempur dengan siapa. Dan karena itu banyak rakyat
tak berdosa menjadi korban perang.... teroris itu tidak mengikuti hukum perang!
Anak: Perang punya hukum?
Ayah: Oh, iya. Tentara harus berseragam. Dan kamu tak boleh tiba-tiba menyerang
seseorang tanpaalasan, tanpa pihak lain berbuat terlebih dahulu sehingga ada alasan kamu
mempertahankan diri.
Anak:Lalu, mengapa kita menyerang Irak? Karena Irak menyerang kita terlebih
dahulu dan kita hanya mempertahankan diri?
Ayah: Tidak persis begitu. Irak tidak menyerang kita...tapi mungkin saja sudah.
Kita memutuskan menyerang Irak, karena Irak menggunakan senjata-senjata berbahaya
seperti pembicaraankita di atas.
Anak: Senjata-semjata yang tak dimilikinya itu? Lalu, berarti kitakah si
pelanggar hukum perang itu?
Ayah: Secara teknis sih iya. Tapi....
Anak: Jadi, jika kita mendahului melanggar hukum perang, lalu mengapa tidak
membiarkan saja orang-orang yang tak berseragam itu melanggar hukum perang?
Ayah: kan beda? Kita meakukan hal-hal yang dengan alasan baik pada waktu melanggar hukum perang.
Anak: Tapi Yah... bagaimana kita tahu bahwa yang kita lakukan itu adalah baik?
Ayah: Pemimpin-pemimpin kita ... Bush dan Blair dan Howard... merekalah yang
mengatakan kepada kita bahwa yang dilakukan terhadap Irak itu adalah baik. Dan bila
mereka tak tahu itu, lalu siapa? Mereka mengatakan bahwa semua yang telah dilakukannya
adalah demi Irak agar menjadi tempat yang lebih baik.
Anak: Tempat yang lebih baik?
Ayah: Aku kira begitu, tetapi ku juga tak yakin. Orang-orang tak berdosa masih
terus terbunuh dan penculikan-penculikan tetap merupakan ancaman. Aku menyampaikan
penyesalan dan permintaan maaf kepada keluarga-keluarga terculik, tetapi kita tidak dapat
menerima tuntutan teroris. Kita harus tegas melawannya.
Anak: Apakah Ayah juga akan berkata begitu, seandainya akulah yang disandera?
Ayah: Oh... ya... tidak... maksudku, itu sangat sulit...
Anak: Jadi Ayah membiarkan aku dibunuh? Tak cintakah Ayah kepadaku?
Ayah: Tentu saja. Aku sangat mencintai anakku. Ah, ini sangat memusingkan, aku
tak tahu harus berbuat apa kalau terjadi...
Anak: Baiklah, bila seseorang menyerang kita, membom rumah kita dan membunuh
Ayah, Ibu dan Jamie adikku, aku tahu apa yang harus aku lakukan, sekarang!
Ayah: Apa?
Anak:Aku akan berusaha menemukannya dan membunuhnya. Dengan cara apapun yang
dapat aku tempuh. Aku benci mereka selamanya. Lalu aku akan terbang dengan
pesawat tempur dan membom kota-kota mereka.
Ayah: Tapi... tapi... kamu dapat membunuhi banyak orang, Anakku?
Anak: Aku tahu itu, Yah. Tapi inilah perang! Dan itulah kenyataan sejarah.
Ingat?
Dan percakapan tadi adalah terjemahan dari opini David Cambell, penulis bebas di Melbourne - Australia, yang ditayangkan di www.theage.com.au 23 April 2004. Judul asli: "Dad ... what's a terrorist?". dan di terjemahkan oleh: Gondo Maruto
Wassalamu'alaikum Wr Wb.
Di artikel saya kali ini saya akan memperlihatkan betapa ingin taunya seorang anak "apa yang di maksud dengan teroris" itu apa. dan ia pun bertanya oleh ayahnya. dan terjadilah perbincangan yang sangat seru
Yah, teroris itu apa?:
Yakinlah, bahkan anak kecil pun tahu bedanya baik dan jahat!
Anak: Yah... teroris itu apa?
Anak: Yah kalau menurut kamus Oxford teroris itu "seseorang yang menggunakan
kekerasan dan ancaman untuk mencapai tujuan-tujuan politiknya".
Ayah: Yang maksudnya, teroris itu laki-laki dan wanita sangat jahat yang ditakuti orang-orang biasa seperti kita, dan kadang-kadang malah membunuhinya.
Anak: Mengapa mereka membunuhi orang-orang biasa?
Ayah: Karena mereka membencinya atau membenci negara orang-orang biasa itu. Wah, sulit
untuk menjelaskan.... pokoknya ya seperti itulah kenyataannya.
Anak: Ooo, seperti orang-orang di Irak yang menangkapi orang-orang biasa
kemudian mengancam akan membunuhinya bila semua tentara asing tidak meninggalkan
Irak?
Ayah: Tepat sekali... contoh yang bagus! Itulah kejahatan yang disebut
"blackmail".Orang-orang tak berdosa itu disandera, dan teroris-teroris itu akan
membunihinya bila tuntutan-tuntutannya tak dipenihi oleh pemerintah dari para sandera
itu.
Anak: Jadi, apakah juga dikatakan blackmail, ketika kita menyatakan akan
menyerang Irak dan membunuh orang-orang tak berdosa tanpa mereka memberitahukan
dimana senjata-senjata berbahaya mereka?
Ayah: Bukan! Tapi... ya, aku duga begitu. Dari satu sudut pandang itu. Tapi,
itu bukan blackmail, itu ULTIMATUM!... yaaa...katakan itu blackmail yang baik.
Anak: Haaa? Blackmail yang baik? Apa itu?
Ayah: Bila dilakukan untuk alasan-alasan yang baik. Senjata-senjata itu sangat
berbahaya yang dapat melukai atau membunuh orang-orang, bahkan seluruh
dunia. Maka sangat perlu menemukan senjata-senjata itu, kemudian
menghancurkannya.
Anak: Tapi Yah... tak ada satu pun senjata itu yang ditemukan....
Ayah: Benar. Tetapi kita tahunya sekarang. Kita tak tahu ketika serangan
dilakukan. Kita semua menyangkanya ada.
Anak: Lalu, membunuhi orang-orang tak berdosa di Irak itu sebuah kesalahan?
Ayah: Tidak! Itu adalah tragedi, kecelakaan, tetapi kita telah menyelamatkan
lebih banyak kehidupan. Kau lihat, kita telah menghentikan seorang kacau-balau yang
bernama Saddam Hussein untuk melanjutkan pembunuhannya terhadap rakyat Irak. Saddam
Hussein berkuasa dengan tangan besi, memerintahkan pembunuhan terhadap ribuan
rakyat Irak, juga membuatnya cacat. Penderitaan untuk para ibu, bapak, dan bahkan
anak-anak Irak sendiri, bukan?
Anak: Seperti seorang bocah yang aku lihat di TV itu ya, Yah? Seorang bocah
yang kehilangan kaki akibat bomb cluster itu?
Ayah: Ya... itu salah satu contohnya.
Anak: Tetapi itu perbuatan kita, Yah. Bukankah dengan demikian
pemimpin-pemimpin kita itu teroris?
Ayah: Ah, anakku yang baik... bukan, Nak! Apapun yang ada di pikiranmu, itu
adalah kecelakaan. Kecelakaan yang menimpa orang tak berdosa dalam peperangan. Kau tak bisa
mengharapkan tepatnya sasaran ketika menjatuhkan bom cluster di atas suatu kota. Dan tak
ada seorangpun yang menginginkan kecelakaan begitu terjadi. Tetapi, itu memang
kenyataannya.
Anak: Jadi dalam perang hanya tentara yang boleh dibunuh?
Ayah: Ya, tentara telah dilatih untuk berperang buat negaranya. Itulah tugas
mereka, dan mereka sangat gagah berani. Mereka tahu perang itu berbahaya dan mereka
dapat terbunuh dalam perang. Segera setelah mereka memakai seragam, mereka
menjadi target pembunuhan pihak lawan.
Anak: Apakah seragam teroris?
Ayah: Itulah persoalannya... mereka tak berseragam. Kita tak dapat membedakan
mereka dari penduduk. Kita tak tahu sedang bertempur dengan siapa. Dan karena itu banyak rakyat
tak berdosa menjadi korban perang.... teroris itu tidak mengikuti hukum perang!
Anak: Perang punya hukum?
Ayah: Oh, iya. Tentara harus berseragam. Dan kamu tak boleh tiba-tiba menyerang
seseorang tanpaalasan, tanpa pihak lain berbuat terlebih dahulu sehingga ada alasan kamu
mempertahankan diri.
Anak:Lalu, mengapa kita menyerang Irak? Karena Irak menyerang kita terlebih
dahulu dan kita hanya mempertahankan diri?
Ayah: Tidak persis begitu. Irak tidak menyerang kita...tapi mungkin saja sudah.
Kita memutuskan menyerang Irak, karena Irak menggunakan senjata-senjata berbahaya
seperti pembicaraankita di atas.
Anak: Senjata-semjata yang tak dimilikinya itu? Lalu, berarti kitakah si
pelanggar hukum perang itu?
Ayah: Secara teknis sih iya. Tapi....
Anak: Jadi, jika kita mendahului melanggar hukum perang, lalu mengapa tidak
membiarkan saja orang-orang yang tak berseragam itu melanggar hukum perang?
Ayah: kan beda? Kita meakukan hal-hal yang dengan alasan baik pada waktu melanggar hukum perang.
Anak: Tapi Yah... bagaimana kita tahu bahwa yang kita lakukan itu adalah baik?
Ayah: Pemimpin-pemimpin kita ... Bush dan Blair dan Howard... merekalah yang
mengatakan kepada kita bahwa yang dilakukan terhadap Irak itu adalah baik. Dan bila
mereka tak tahu itu, lalu siapa? Mereka mengatakan bahwa semua yang telah dilakukannya
adalah demi Irak agar menjadi tempat yang lebih baik.
Anak: Tempat yang lebih baik?
Ayah: Aku kira begitu, tetapi ku juga tak yakin. Orang-orang tak berdosa masih
terus terbunuh dan penculikan-penculikan tetap merupakan ancaman. Aku menyampaikan
penyesalan dan permintaan maaf kepada keluarga-keluarga terculik, tetapi kita tidak dapat
menerima tuntutan teroris. Kita harus tegas melawannya.
Anak: Apakah Ayah juga akan berkata begitu, seandainya akulah yang disandera?
Ayah: Oh... ya... tidak... maksudku, itu sangat sulit...
Anak: Jadi Ayah membiarkan aku dibunuh? Tak cintakah Ayah kepadaku?
Ayah: Tentu saja. Aku sangat mencintai anakku. Ah, ini sangat memusingkan, aku
tak tahu harus berbuat apa kalau terjadi...
Anak: Baiklah, bila seseorang menyerang kita, membom rumah kita dan membunuh
Ayah, Ibu dan Jamie adikku, aku tahu apa yang harus aku lakukan, sekarang!
Ayah: Apa?
Anak:Aku akan berusaha menemukannya dan membunuhnya. Dengan cara apapun yang
dapat aku tempuh. Aku benci mereka selamanya. Lalu aku akan terbang dengan
pesawat tempur dan membom kota-kota mereka.
Ayah: Tapi... tapi... kamu dapat membunuhi banyak orang, Anakku?
Anak: Aku tahu itu, Yah. Tapi inilah perang! Dan itulah kenyataan sejarah.
Ingat?
Dan percakapan tadi adalah terjemahan dari opini David Cambell, penulis bebas di Melbourne - Australia, yang ditayangkan di www.theage.com.au 23 April 2004. Judul asli: "Dad ... what's a terrorist?". dan di terjemahkan oleh: Gondo Maruto
Wassalamu'alaikum Wr Wb.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar